kubetno1.net

5 Fakta Gunung Api Dieng, Punya Banyak Kawah dengan Kaldera Raksasa

Papan peringatan gas beracun di area Kawah Timbang. Foto diambil Selasa (17/1/2023).
Papan peringatan kawah beracun di Kawan Timbang. (Uje Hartono/)

Jakarta -

Dieng, yang berada di ketinggian sekitar 2.000 mdpl, dijuluki negeri di atas awan. Pernah ada tragedi hingga mayat bergelimangan.

View menawan membuat Dieng yang berada di Banjarnegara dan Wonosobo, Jawa Tengah diburu wisatawan. Tanahnya juga subur menjadi sumber penghidupan warga lokal.

Tetapi, di balik keindahan tersebut ada bahaya mematikan. Di sana terdapat kompleks gunung api dengan puluhan kawah dan kaldera raksasa. Dieng adalah dataran vulkanik aktif yang sewaktu-waktu mengeluarkan gas beracun.

Di masa lalu, Dieng adalah sebuah kompleks gunung berapi yang terdiri dari Gunung Prau, Gunung Jimat, Bukit Rogo Jembangan, dan Tlerep. Saat ini, gunung-gunung tersebut telah menjadi lembah alam yang melingkupi wilayah Dieng.

Di tengah-tengah kompleks itu terletak kaldera raksasa yang terbentuk berabad-abad yang lalu. Potensi vulkanik yang tetap aktif telah menghasilkan beberapa gunung baru seperti Gunung Bismo-Sidede, Seroja, Nagasari, Pangonan, dan Pager Kandang.

Gunung Api Dieng terletak di KabKota Banjarnegara, Wonosobo, Batang, Jawa Tengah dengan posisi geografis di Latitude -7.2°LU, Longitude 109.92°BT dan memiliki ketinggian 2565 mdpl.

Gunung Api Dieng merupakan kawasan vulkanik aktif di Jawa Tengah yang memiliki potensi erupsi freatik. Baru-baru ini kembali viral kisah ratusan orang yang tewas di kawasan Dieng akibat menghirup gas beracun karbondioksida.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Beberapa peristiwa dari gunung api Dieng tentu pernah menelan korban jiwa yang tidak sedikit.

Berikut ini adalah 5 fakta gunung api di Dataran Tinggi Dieng.

1. Dapat Julukan Volcano Complex

Dieng berasal dari bahasa Jawa Kawi, yang berarti "tempat atau gunung" (Di) dan "Dewa/Dewi" (Hyang). Artinya secara harfiah, Dieng merupakan "tempat Dewa/Dewi bersemayam".

Para ahli gunung api menggambarkan Dieng bukan hanya sebagai sebuah gunung api tunggal, melainkan sebagai kompleks gunung api atau "volcano complex". Itu menunjukkan bahwa di bawah kawasan Dieng terdapat banyak bentukan puncak gunung api akibat banyaknya lokasi magma yang mencapai permukaan.

Dari citra udara, terlihat bahwa dataran tinggi Dieng adalah satu tubuh gunung api besar yang telah hancur karena erupsi, membentuk puncak-puncak gunung api baru di sekitar bekas gunung api yang lama serta di bagian tengah kaldera Dieng.

ADVERTISEMENT

2. Terdapat 22 Kawah

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyatakan terdapat 22 kawah di kawasan Dieng. Di Kabupaten Banjarnegara, terdapat delapan kawah di Gunung Api Dieng, yakni Kawah Timbang, Kawah Sinila, Kawah Sigludug, Kawah Sileri, Kawah Condrodimuko, Kawah Sikidang, Kawah Sibanteng, dan Kawah Bitingan.

Sementara itu, di Kabupaten Batang terdapat lima kawah, termasuk Kawah Sibanger, Kawah Wanapria, Kawah Wanasida, Kawah Siglagah, dan Kawah Pagerkandang. Di Kabupaten Wonosobo, terdapat empat kawah, yaitu kawah Sikidang, kawah Sikunang, kawah Pulosari, dan kawah Pakuwojo.

Kawah yang paling berpotensi mematikan adalah kawah Timbang. Tiga kawah juga berpotensi mengeluarkan gas beracun, yakni Kawah Timbang, Sinila, dan Sikendang.

3. Sejarah Erupsi Gunung Api Dieng

Gunung Berapi Dieng terletak di dataran tinggi Jawa Tengah dan telah mengalami berbagai aktivitas vulkanik selama beberapa abad. Sebagian besar aktivitasnya terdiri dari letusan freatik dan kegiatan panas bumi seperti fumarol, solfatar, kolam lumpur, dan sumber air panas.

Letusan paling mematikan terjadi pada tahun 1979, ketika emisi karbon dioksida yang disertai dengan letusan freatik menewaskan 149 orang. Pada tahun 1992, emisi gas beracun dari Kawah Sikidang juga mengakibatkan satu orang tewas.

Erupsi lainnya tercatat pada tahun 1944, menyebabkan hujan abu dan lumpur di beberapa desa dengan korban jiwa mencapai puluhan orang. Erupsi freatik juga terjadi pada tahun 1939, menghasilkan retakan lereng dan pancaran lumpur.

Selain itu, terdapat catatan erupsi pada tahun-tahun lainnya, termasuk pada tahun 1943, 1928, 1883 - 1884, 1847, 1826, 1825, 1786, 1776, dan 1375.

4. Ada Monumen Bencana Alam

Gunung Dieng tergolong dalam kategori gunung api tipe A, yang artinya gunung ini memiliki catatan letusan sejak tahun 1600. Meskipun tidak ada catatan sejarah yang detail mengenai hal ini, namun terdapat monumen bencana alam di lokasi tersebut yang mencatat aktivitas letusan gunung tersebut pada abad ke-19.

Catatan bencana paling lama yang terdapat di monumen tersebut adalah pada tahun 1776, yang diambil dari dokumen Belanda kuno, menunjukkan bahwa Gunung Dieng pernah mengalami letusan dahsyat di masa lalu.

5. Masuk Kawasan Rawan Bencana

Dataran Tinggi Dieng terbagi menjadi tiga kawasan rawan bencana. Kawasan Rawan Bencana III merupakan area yang berpotensi menghasilkan gas beracun, hujan lumpur, dan aliran lumpur, termasuk daerah sekitar Kawah Timbang, Telaga Nila, dan Sumur Jalatunda. Karena risiko gas beracun yang bisa keluar kapan saja, penduduk tidak diperbolehkan tinggal di kawasan ini.

Kawasan Rawan Bencana II adalah area yang berpotensi terkena lontaran batu, hujan lumpur, dan aliran lahar. Termasuk di sini adalah lereng barat daya Kawah Timbang, bagian utara Kawah Sinila, dan bagian timur Sumur Jalatunda. Sekitar 10.000 jiwa tinggal di kawasan rawan bencana ini.

Kawasan Rawan Bencana I adalah area yang diperkirakan akan menjadi perluasan dari Kawasan Rawan Bencana II jika terjadi letusan yang cukup besar. Kawasan ini termasuk tiga dusun di Desa Sumberejo dan Kota Kecamatan Batur.



Simak Video "Menikmati Suasana Sejuk Hamparan Perkebunan Teh yang Indah, Dieng"
[Gambas:Video 20detik]
(fem/fem)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat