kubetno1.net

Kaum Ekstremis Yahudi Siap Serbu Masjid Al Aqsa buat Gelar Ritual, Ada Apa?

A Palestinian walks in front of the Dome of the Rock on Al-Aqsa compound, also known to Jews as the Temple Mount, in Jerusalems Old City, February 19, 2024. REUTERS/Ammar Awad
Foto: Ilustrasi (REUTERS/AMMAR AWAD)

Yerusalem -

Sejumlah kelompok ekstremis Yahudi dikabarkan mau menyerbu kompleks Masjid Al Aqsa untuk menggelar sebuah ritual. Ritual apakah itu?

Kelompok ekstremis tersebut akan didampingi oleh kepolisian Israel dan mendapat perlindungan khusus. Kelompok ekstremis yang beranggotakan 172 orang tersebut dikabarkan akan melakukan ritual di dalam situs suci bagi umat Muslim, seperti dilaporkan media Wafa yang dilansir New Arab.

Kabarnya, sebuah altar besar sedang dipersiapkan di Yerusalem untuk melakukan ritual yang dimulai pada zaman Nabi Musa.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ritual menyembelih sapi merah itu diyakini sebagai kunci untuk memenuhi nubuat (ramalan masa depan) Alkitab kuno. Sapi merah tersebut, dipercaya diperlukan untuk membangun kembali Kuil Sulaiman Ketiga di Yerusalem.

Menurut tradisi Yahudi, sapi betina berwarna merah sempurna diperlukan untuk penyucian, sebelum Kuil Ketiga dapat dibangun. Faksi-faksi Palestina pun menyoroti isu kedatangan sapi merah ke Israel.

ADVERTISEMENT

Yitshak Mamo, dari Uvne Jerusalem, telah memfasilitasi transportasi sapi merah dari Texas ke Tepi Barat. Sapi merah ini diklasifikasikan sebagai hewan peliharaan untuk menghindari peraturan ekspor.

Hewan tersebut saat ini sedang dipersiapkan untuk dikorbankan di altar putih besar di Yerusalem.

Menurut kitab-kitab Yahudi, sapi betina merah adalah sapi yang seluruhnya berwarna merah, tanpa cacat atau tanda apa pun, dan belum pernah digunakan untuk bekerja.

Jenis sapi khusus ini diperlukan untuk proses ritual penyucian yang dijelaskan dalam Alkitab Ibrani. Dalam tradisi Yahudi, pengorbanan sapi merah dirinci dalam Perjanjian Lama.

Menurut teks tersebut, abu sapi betina merah digunakan dalam ritual penyucian orang Yahudi dari kotoran, terutama yang pernah bersentuhan dengan jenazah.

Proses penyucian ini dianggap perlu bagi masyarakat untuk mengikuti aktivitas keagamaan tertentu, seperti memasuki kuil di Yerusalem atau mengikuti upacara keagamaan tertentu.

Warga Israel percaya bahwa persiapan dan pengorbanan sapi merah merupakan prasyarat untuk pembangunan kembali Kuil Ketiga di Yerusalem, tempat Masjid Al Aqsa berdiri saat ini.

Kuil Sulaiman Ketiga

Sesuai tradisi Yahudi, setelah Raja Daud menaklukkan Yerusalem dan menjadikannya ibu kotanya, pada tahun 1000 SM Raja Sulaiman membangun sebuah kuil untuk menyembah Tuhan.

Bangunan itu dikenal sebagai Kuil Sulaiman Pertama. Kota ini dihancurkan pada tahun 586 SM oleh Nebukadnezar, Raja Babilonia, ketika dia menaklukkan Yerusalem.

Kuil Sulaiman Kedua dibangun pada tahun 37 SM, ketika Raja Herodes memperbesar Bukit Bait Suci dan membangun kembali kuil tersebut dengan persetujuan masyarakat.

Pada masa Romawi, pada tahun 70 M, Bait Suci Kedua dihancurkan, bersama dengan Yerusalem, oleh tentara Titus. Pada periode inilah Yesus berada di Yerusalem.

Sejak saat itu, kuil tersebut tidak ada lagi hingga saat ini. Yahudi radikal percaya bahwa mereka harus membangun Kuil Ketiga agar Mesias datang dan membantu mereka menguasai dunia.



Simak Video "Menikmati Makan Sambil Melihat Pemandangan Alam Perbukitan yang Indah, Bandung"
[Gambas:Video 20detik]
(wsw/wsw)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat