kubetno1.net

Warga Spanyol Turun ke Jalan, Protes Ledakan Jumlah Turis di Canary

Las Playitas multicolor houses in the mountain in Fuerteventura.
Kepulauan Canary (Getty Images/iStockphoto/imv)

Jakarta -

Ribuan warga Spanyol di sejumlah kota berdemonstrasi menentang overtourism ke Santa Cruz de Tenerife, Kepulauan Canary, Sabtu (20/4/2024). Mereka menuntut pemerintah membatasi jumlah turis menjelang musim liburan.

Dikutip dari AFP, Senin (22/4), warga berunjuk rasa dengan slogan: Kepulauan Canary memiliki batas. Warga Spanyol membawa papan dengan tulisan dengan pesan yang tajam, di antaranya "Pulau Canary tidak dijual', 'Warga tinggal di sini' 'Moratorium wisata, juga Ini rumah kami, juga 'Kami tak ingin pulau kami mati'.

Aksi itu digelar di sejumlah kota di Spanyol. Media lokal Spanyol mencatat setidaknya 57 ribu orang turun ke jalan mengikuti demonstrasi itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Demonstrasi itu diinisiasi oleh 20 organisasi sosial dan lingkungan hidup. Mereka menegaskan bukan menolak kedatangan turis, tetapi harus ada batasan jumlah wisatawan yang datang ke Canary.

Tahun lalu, jumlah turis ke Kepulauan Canary, yang memiliki tujuh pulau vulkanik di Samudra Atlantik da memiliki pantai-pantai nan menawan merupakan wilayah Spanyol, mencapai 16 juta orang. Jumlah itu melampaui jumlah penduduk yang cuma 2,2 juta orang.

ADVERTISEMENT

Mereka menyebut dengan ledakan jumlah turis itu Canary tidak diuntungkan, bahkan sebaliknya lebih banyak kerugian yang ditanggung Canary. Mereka menyebut wisata yang dikembangkan di Canariy sebagai praktik yang melanggengkan model ekonomi yang mengganggu warga lokal dan lingkungan setempat.

Dalam aksi itu juga disampaikan permintaan kepada pemerintah agar diberlakukan pajak lingkungan untuk menjaga lingkungan, moratorium wisata, dan menghentikan dan melarang penjualan properti kepada selain warga.

"Ini bukan pesan menentang turis, tetapi menolak model pariwisata yang tak menguntungkan wilayah ini dan perlu ada perubahan," kata salah satu pendemo.

Sementara itu, salah satu pemimpin aksi, Antonio Bullon, menegaskan pemerintah harus menghentikan model pariwisata yang korup dan destruktif.

"Yang menghabiskan sumber daya dan membuat ekonomi menjadi genting," ujar dia.

Warga lokal merasakan betul bagaimana tanah di Canary dengan mudah dimiliki orang asing. Sebaliknya, mereka kesulitan untuk bisa memiliki rumah sendiri.

"Kami lelah dengan kepadatan orang, upah rendah, dan tidak bisa memiliki rumah untuk tempat tinggal di saat bersamaan kami melihat orang asing membeli tanah di tempat kami. Mereka memiliki kemampuan untuk membeli tanah leluhur yang tidak sanggup kami beli," kata seorang warlok yang merupakan guru berusia 59 tahun.



Simak Video "Sudah Lebih Sebulan, Gunung Berapi di La Palma Masih Aktif"
[Gambas:Video 20detik]
(fem/fem)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat