kubetno1.net

Wacana Thailand Ingin Pindah Ibu Kota, Bangkok Mau Tenggelam

Bangkok cityscape. Bangkok night view in the business district. at twilight
Ilustrasi Bangkok (thitivong/iStock)

Bangkok -

Pemerintah Thailand menelorkan ide untuk merelokasi Bangkok. Usulan itu muncul sebagai solusi perubahan iklim yang ekstrem.

Dilansir dari Khaleej Times, Kamis (16/5/2024) salah satu dampak nyata perubahan iklim yang dirasakan Bangkok adalah naiknya permukaan air laut. Proyeksi secara konsisten menunjukkan bahwa dataran rendah Bangkok berisiko dibanjiri oleh lautan sebelum akhir abad ini.

Pavich Kesavawong, wakil direktur Jenderal Departemen Perubahan Iklim dan Lingkungan Thailand, memperingatkan bahwa kota itu mungkin tidak dapat beradaptasi dengan dunia dalam jalur pemanasan yang ada saat ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya pikir suhu kita sudah melampaui 1,5 (derajat Celsius)," kata Pavich kepada AFP, mengacu pada peningkatan suhu global dibandingkan tingkat pra-industri.

"Sekarang kami harus kembali dan memikirkan adaptasi. Saya membayangkan Bangkok sudah terendam air, jika kita tetap berada dalam situasi (saat ini)," dia menambahkan.

ADVERTISEMENT

Berencana membangun tanggul

Pemerintah kota Bangkok sedang menjajaki langkah-langkah yang mencakup pembangunan tanggul, seperti yang digunakan di Belanda.

"Kami telah berpikir untuk pindah," kata Pavich, seraya mencatat bahwa diskusi tersebut masih bersifat hipotetis dan masalahnya sangat kompleks.

"Secara pribadi menurut saya itu pilihan yang bagus, sehingga kita bisa memisahkan ibu kota, wilayah pemerintahan, dan wilayah usaha," ujarnya.

"Bangkok (akan) tetap menjadi ibu kota pemerintahan, tapi pindah bisnis," ujarnya.

Thailand menderita dampak perubahan iklim di berbagai sektor, mulai dari petani yang berjuang melawan panas dan kekeringan hingga bisnis pariwisata yang terkena dampak pemutihan karang dan polusi.

Pemerintah telah menutup beberapa taman nasional sebagai respons terhadap pemutihan karang baru-baru ini.

"Kita harus menyelamatkan alam, jadi kami pikir kami akan melakukan tindakan apa pun untuk melindungi sumber daya kami," katanya.

Namun, Pavich mengakui bahwa upaya pemerintah untuk mengatasi masalah polusi udara yang semakin meningkat, khususnya di wilayah utara Thailand, belum membuahkan hasil.

Undang-undang yang berfokus pada udara bersih disahkan tahun ini dan Pavich mengatakan pejabat taman nasional telah meningkatkan upaya untuk mencegah dan memadamkan kebakaran di kawasan lindung.

Dia menambahkan departemennya yang merupakan bagian dari Kementerian Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup sedang mendorong undang-undang perubahan iklim pertama di Thailand, yang telah diberlakukan setidaknya sejak tahun 2019 tetapi ditangguhkan karena pandemi Covid-19. UU ini mencakup ketentuan mengenai segala hal mulai dari penetapan harga karbon hingga langkah-langkah mitigasi dan adaptasi, kemungkinan akan disahkan menjadi undang-undang tahun ini.

Thailand menargetkan netralitas karbon pada tahun 2050, dan net-zero pada tahun 2065.



Polisi Temukan Sianida dalam Cangkir 6 Turis Tewas di Hotel Bangkok

Polisi Temukan Sianida dalam Cangkir 6 Turis Tewas di Hotel Bangkok


(sym/wsw)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat