kubetno1.net

Arak Legal di Bali, Kampung Arak Merita pun Cuan

Kampung arak Bali Merita
Arak Bali (Ni Made Nami Krisnayanti/)

Karangasem -

Keputusan Pemerintah Daerah Bali melegalkan arak Bali menjadi angin segar bagi warga Banjar Dinas Merita, Desa Laba Sari, Kecamatan Abang, Karangasem. Warga yang memproduksi arak bisa banyak cuan.

Banjar Dinas Merita sampai dijuluki kampung arak karena sebagian besar warga berprofesi sebagai pembuat arak. Banjar Dinas Merita merupakan salah satu sentra produksi arak Bali yang legendaris. Banjar yang satu ini juga memiliki arak spesial bernama arak api.

Keberadaan arak api khas Merita hingga kini masih dilestarikan oleh warga Merita. Untuk menjaga ciri khas arak api, warga merita membuat sebuah awig-awig yang berkaitan dengan proses pembuatan arak api.


Kemampuan warga Merita membuat arak merupakan warisan turun temurun yang sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu. Diperkirakan sudah berlangsung sejak 1700-an. Tak hanya menjadi minuman tradisional dan ciri khas Banjar Merita, arak api ternyata mendatangkan pundi-pundi cuan bagi warga lokal.

Gede Nyoman Geria, kepala Desa Laba Sari, menerangkan bahwa terdapat sekitar 400 KK (kepala keluarga) atau sekitar 80% warga yang berprofesi sebagai pembuat arak. Proses pembuatan atau penyulingan arak Merita biasanya dikerjakan oleh warga dan telah menjadi home industri.

Gede Geria mengaku setelah arak Bali menjadi legal akibat adanya Peraturan Gubernur Nomor 1 Tahun 2020 tentang Tata Kelola Minuman Fermentasi dan/atau Destilasi Khas Bali. Profesi pembuat arak menjadi salah satu mata pencaharian yang menjanjikan di kampung arak Merita.

"Kalau sekarang profesi pembuat arak itu termasuk menjanjikan. Terutama setelah keluar Peraturan Gubernur yang membuat arak menjadi legal," kata dia.

Nyoman Minggu, salah satu produsen arak di Banjar Merita, menuturkan usaha produksi arak yang ia jalankan sudah berjalan selama puluhan tahun, warisan dari orang tuanya. Setiap harinya Nyoman Minggu bisa mendapatkan cuan sekitar Rp 200.000 hingga Rp 400.000 per harinya.

"Usaha saya sudah lama, lebih dari 20 tahun dan merupakan usaha turun temurun dari orang tua. Kalau musim panen pendapatan banyak, sekitar Rp 200 ribu hingga Rp 400 ribu," ujar Nyoman Minggu.

Nyoman Minggu mengaku, berprofesi sebagai produsen arak sangat menjanjikan. Setiap harinya bisa mendapatkan cuan dari penjualan arak maupun tuak. Bahkan, Nyoman Minggu sudah melakukan penjualan araknya hingga ke luar Bali.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Simak Video "Hidden Gem Bali: Ngopi Santai di Atas Tebing Karang Boma"
[Gambas:Video 20detik]
(fem/fem)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat