kubetno1.net

China Buka Kembali Jalur Pendakian Gunung Everest untuk Asing

Turis China di Istana Potala, Lhasa, Tibet pada 1 Juni 2021. (AP Photo/Mark Schiefelbein)
Istana Potala, Lhasa, Tibet (Foto: AP/Mark Schiefelbein)

Jakarta -

China telah mengizinkan pendaki asing untuk mengakses Gunung Everest melalui Tibet. Ini adalah yang pertama kalinya sejak pandemi.

Menyitir CNN, Selasa (9/4/2024), Adrian Ballinger, yang telah mencapai puncak Everest sebanyak delapan kali, adalah salah satu pemandu dari barat yang lebih memilih rute Tibet menuju puncak gunung tertinggi di dunia ini (dari utara), dibandingkan dengan rute Nepal yang lebih terkenal (dari selatan).

Tahun ini, ia akan memimpin sekelompok pendaki melalui perusahaannya, Alpenglow Expeditions.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Alih-alih melalui pejabat atau dewan pariwisata di Beijing, semua izin menggunakan rute China untuk mendaki gunung, yang di China dikenal dengan nama Qomolangma, didistribusikan oleh Asosiasi Pendakian Gunung Tibet (CTMA).

Juga tidak ada pengumuman resmi yang dikeluarkan oleh pemerintah China tentang pemberitahuan ini kepada publik.

ADVERTISEMENT

Akibatnya, kata Ballinger, cara terbaik bagi pendaki non-China untuk mengetahui bahwa sisi Tibet Everest akan dibuka adalah ketika CTMA mengirimkan daftar harga untuk musim tersebut.

Daftar ini termasuk biaya yak (yang membawa perlengkapan naik dan turun gunung), pemandu lokal, penerjemah, dan transportasi dari ibu kota Tibet, Lhasa, ke Everest Base Camp.

Orang asing yang mendapatkan visa turis ke Tiongkok harus mendapatkan izin tambahan yang terpisah untuk Tibet, yang merupakan wilayah semi-otonom. CTMA membantu dalam hal ini untuk para pendaki.

Ada maksimal 300 izin yang tersedia setiap tahunnya untuk pendaki non-China.

Waktu untuk mendaki Everest sangat terbatas, biasanya antara akhir April dan pertengahan Mei. Tim Ballinger akan tiba di China pada 25 April setelah melakukan pra-aklimatisasi di rumah untuk menghemat waktu.

Persaingan di puncak dunia

Meskipun Nepal memiliki jalur yang lebih terkenal dan lebih banyak difoto menuju puncak Everest, jumlah pengunjung yang lebih banyak berkorelasi dengan lebih banyak sampah, lebih banyak erosi, dan lebih banyak kotoran manusia.

"Pendakian dari sisi China lebih dulu populer daripada pendakian dari sisi Nepal. Jadi dari sekitar tahun 2000 hingga 2007, sisi China adalah sisi yang lebih populer, dan secara umum dipahami bahwa alasan mengapa sisi ini lebih populer adalah karena lebih aman," jelas Ballinger.

Pada tahun 2008, China menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Panas di Beijing. Sebelum tiba di ibu kota, Api Olimpiade melakukan perjalanan ke Everest, meski sudah ada kelompok turis yang siap untuk mendaki puncak tertinggi di dunia tersebut.

"Delapan hari sebelum kami semua tiba di gunung pada tahun 2008, mereka menutup gunung selama satu musim penuh, dan banyak orang kehilangan banyak uang," kata Ballinger.

"Dan karena keputusan itu, bisnis beralih ke Nepal pada tahun itu."

Sekarang, dengan pendaki asing dapat mengakses Everest melalui rute utara melalui Tibet untuk pertama kalinya sejak tahun 2020, tren tersebut perlahan-lahan mulai berbalik.



Simak Video "Momen Sherpa Selamatkan Pendaki Malaysia yang Nyaris Mati di Everest"
[Gambas:Video 20detik]
(msl/fem)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat