kubetno1.net

"Harga Tiket Pesawat Makin Mahal, tapi Belum Melanggar"

Ilustrasi penumpang pesawat membawa tiket penerbangan dan paspor
Ilustrasi tiket pesawat (Getty Images/Pyrosky)

Jakarta -

Kenaikan harga tiket pesawat di musim lebaran menjadi isu hangat setiap tahunnya. Tahun ini kenaikannya bahkan dua kali lipat.

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) buka suara soal fenomena ini. Sejauh ini, menurut Juru Bicara Kemenhub Adita Irawati dari pengawasan Kemenhub belum ada maskapai yang melanggar tarif batas atas tiket pesawat. Meski semua maskapai menaikkan harga, Adita bilang harga tiket masih dalam koridor sesuai aturan.

"Sampai saat ini kami belum menemui pelanggaran TBA, karena kami masih pantau harga masih dalam koridor," kata Adita kepada , Rabu (20/3/2024).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Adita melanjutkan khusus harga yang tertera di online travel agent (OTA) memang perlu dicermati lebih mendalam untuk para calon penumpangnya apakah tarif yang ditawarkan penerbangan langsung atau transit.

Pasalnya, penarifan pesawat dihitung per sekali penerbangan saja. Maka wajar saja untuk penerbangan transit harganya bisa naik jauh lebih mahal.

ADVERTISEMENT

"Karena TBA adalah tarif satu penerbangan per rute. Jika ada penerbangan connecting maka akan terjadi harga yang meningkat 2 kali bahkan bisa 3 kali lipat, tergantung rute connecting-nya," beber Adita.

Masyarakat, kata Adita juga perlu cermat melakukan pengecekan kelas penerbangan. Sejauh ini, yang diatur pemerintah adaah tarif ekonomi saja, sedangkan tarif kelas bisnis tidak diatur.

Selain itu perlu dipahami juga harga tiket itu terdiri dari beberapa komponen selain tarif yang diatur pemerintah. Ada komponen tarif lain termasuk pajak, Iuran Wajib Pesawat Udara (IWPU) dan tarif pelayanan jasa penumpang pesawat udara (PJP2U).

Bila ada tiket yang harganya di atas TBA, bisa jadi memang karena sudah termasuk komponen-komponen lain yang disebutkan di atas.

"Maka tarif nett yang dibayar penumpang bisa jadi memang lebih tinggi dari TBA karena ada komponen tersebut," kata Adita.

Berdasarkan pantauan pada online travel agent, Rabu siang, kenaikan harga tiket memang terpantau sangat besar bila dibandingkan penerbangan pada hari-hari di luar musim mudik.

Misalnya saja, untuk penerbangan Jakarta-Yogyakarta, untuk tanggal 21 Maret yang bukan musim mudik tiket paling murah bisa ditemui dengan harga Rp 666.800 yang ditawarkan maskapai Transnusa, ada juga Citilink dan Pelita Air yang menawarkan tiket di level Rp 700 ribuan.

Namun memasuki puncak musim mudik 8 April 2024, harga tiket pesawat meroket. Tiket paling murah sudah tembus sampai Rp 1 jutaan, tepatnya yang ditawarkan oleh Transnusa dan Pelita Air.

Paling mahal tiket ditawarkan sampai Rp 3 jutaan, yaitu Batik Air yang harus transit ke Bali terlebih dahulu baru ke Yogyakarta.

Hal yang sama juga terjadi pada penerbangan Jakarta-Padang, di tanggal 21 Maret tiket termurah ditemui di harga Rp 900 ribuan. Namun, memasuki puncak musim mudik 8 April tiket paling murah sudah naik dua kali lipat di level Rp 1,6 jutaan.

Sementara itu tiket paling mahal saat musim mudik mencapai Rp 4,37 juta. Ditawarkan maskapai Batik Air dengan transit sekali ke Kuala Lumpur, di Kuala Lumpur penumpang baru lanjut ke Padang dengan Super Air Jet.

***

Baca berita selengkapnya di sini.



Simak Video "Serambi MyPertamina Bikin Nyaman Pemudik"
[Gambas:Video 20detik]
(bnl/bnl)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat