kubetno1.net

Kisah Ceuta dan Melila, 2 Wilayah di Maroko yang Dikuasai Spanyol

A man poses with a Moroccan flag in Spains north African enclave of Ceuta, Monday, Dec. 5, 2022. The World Cup knockout game between Spain and Morocco on Tuesday will bring millions of fans on both sides of the Strait of Gibraltar together around screens in bars and living rooms to see which country will keep alive its dream of soccer glory. But loyalties be blurred in Spains north African enclave of Ceuta where identities often mix in unpredictable ways. (AP Photo/Antonio Sempere)
Foto: Penduduk Ceuta membawa bendera Maroko (AP/Antonio Sempere)

Jakarta -

Keberhasilan Maroko menyingkirkan Spanyol di Piala Dunia 2022 Qatar mengingatkan akan kisah Ceuta dan Melila, dua wilayah di Maroko yang dikuasai Spanyol.

Kemenangan Maroko atas Spanyol itu seolah 'membalas' tindakan mereka yang telah menguasai Ceuta dan Melila sejak beratus-ratus tahun silam. Apalagi Maroko berhasil melaju sampai babak Semifinal, sementara Spanyol harus pulang kampung.

Ya, sejarah antara Maroko dan Spanyol tak sekedar soal Piala Dunia 2022 saja. Sejak ratusan tahun silam, kedua negara itu telah menjalin relasi takluk-menaklukkan satu sama lain.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penaklukan umat Muslim atas Semenanjung Iberia yang dikenal dengan Spanyol dan Portugal dimulai pada abad ke-8. Thariq bin Ziyad mengerahkan sekitar 7.000 pasukan yang sebagian besar berasal dari Suku Berber untuk mengkspedisi Spanyol. Kapal-kapal Thariq dan pasukannya menurut beberapa riwayat disediakan oleh Julian, Pangeran Ceuta.

Selama 800 tahun, umat Muslim menguasai wilayah itu. Namun melalui 'Reconquista', wilayah tersebut berhasil direbut kembali dari tangan umat Muslim.

ADVERTISEMENT
Kota di Maroko yang dikuasai SpanyolKota di Maroko yang dikuasai Spanyol Foto: Google Maps

Ceuta dan Melila direbut kembali oleh Spanyol di antara abad 15 dan 16. Bagi umat Muslim, direbutnya Ceuta dan Melila mengingatkan mereka akan kekalahan memalukan atas Dunia Barat dan umat Kristen.

"Ini adalah tanah milik umat Muslim tidak peduli berapa lama pendudukan berlangsung. Sebuah luka lama yang orang pikir telah sembuh, tapi nyatanya terus berdarah dan tidak ada yang bisa menyembuhkan selain menaklukkan kembali," demikian pernyatan dunia Arab, seperti dikutip dari BBC.

Maroko pernah mencoba untuk merebut kembali Ceuta dan Melila dari tangan Spanyol pada tahun 1975, namun mereka gagal. Maroko gagal membuktikan kepada PBB bahwa wilayah itu termasuk ke dalam non-self governing territories.

Spanyol pun menolak segala bentuk perundingan atas Ceuta dan Melila. Bagi Spanyol, kedua wilayah itu adalah mutlak milik Spanyol selama lebih dari 5 abad. Ceuta dan Melila adalah bagian integral dari kekuasaan Spanyol, meski kedua kota itu berada di daratan Maroko.

"Berdasarkan Hukum Internasional, Maroko tidak memiliki klaim yang kuat atas Ceuta dan Melila, yang mana sudah dikuasai Spanyol selama ratusan tahun. Dibutuhkan pembatas hukum dan politis yang signifikan untuk mengubah status kedua wilayah itu yang menguntungkan Maroko," ujar Dr Jamie Trinidad, ahli hukum dari Universitas Cambridge, Inggris.

"Fakta bahwa populasi penduduk Ceuta dan Melila juga memilih untuk tetap bergabung dengan Spanyol adalah pembatas yang mengubah untuk mengubah status kedua wilayah itu. Keinginan Maroko untuk menguasai kedua wilayah itu bertentangan dengan keinginan warga Ceuta dan Melilia, itu adalah hal yang hampir tak terpikirkan saat ini," pungkasnya.



Simak Video "Brahim Diaz Pilih Bela Maroko Ketimbang Spanyol"
[Gambas:Video 20detik]
(wsw/wsw)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat