kubetno1.net

Kronologi Patung Dewi Kencana di Puncak Ditolak Keras Warga Bogor

Patung Dewi Kencana di Pakis Hills Puncak, Bogor, yang ditolak warga. (M Sholihin/)
Foto: Patung Dewi Kencana di Pakis Hills Puncak, Bogor, yang ditolak warga. (M Sholihin/)

Bogor -

Patung Dewi Kencana yang berada di tempat wisata Pakis Hill Puncak, ditolak warga setempat. Begini kronologi dan duduk perkara polemik patung tersebut:

Sejumlah warga Cisarua, Bogor dilaporkan menolak keberadaan patung Dewi Kencana. Mereka meminta patung tersebut dibongkar. Kejadian itupun viral di media sosial.

Warga setempat mengecam adanya patung raksasa tersebut. Mereka menganggap keberadaan patung tersebut tidak sesuai kebudayaan lokal dan meminta agar segera dibongkar. Hal itu dilakukan guna menghindari konflik.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pihak kepolisian hingga pemerintah setempat langsung turun tangan. Pemerintah Kabupaten Bogor memfasilitasi mediasi antara warga dengan pihak pengelola Pakuan Hills.

Pengelola Pakis Hill Buka Suara

Pengelola Pakis Hills buka suara terkait keberadaan patung Dewi Kencana tersebut. Humas Pakis Hilss, Jatnika, mengatakan patung tersebut dibuat semata-mata hanya untuk daya tarik wisatawan.

ADVERTISEMENT

"Ini kan masalah tentang pariwisata, karena Pakis Hills ini kan area pariwisata. Gimana caranya untuk menjadikan daya tarik saja gitu kan supaya pengunjung banyak, tujuan kami ke arah sana," kata Jatnika, saat dihubungi, Selasa (23/4).

Jatnika mengatakan keberadaan patung Dewi Kencana ini menjadi polemik karena kesalahpahaman. Ia menegaskan patung Dewi Kencana dibuat bukan untuk tujuan negatif.

"Saya nggak tahu ya, pertamanya karana foto patung viral gitu kan. Kalau patung kan dianggapnya kan masyarakat kita mungkin apa, beda keyakinan apa, jadi sudah men-judge. Harusnya ada tabayyun dulu kan, klarifikasi dulu. Ini tidak ada tabayyun, menanyakan, tahu-tahu ramai. Padahal tidak mungkin kami bertujuan negatif," imbuhnya.

Pemkab Bogor berharap Polemik Patung Dewi Kencana Dimusyawarahkan

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Bogor berharap polemik tersebut bisa selesai dengan musyawarah. Polemik itu tidak lepas dari kondisi masyarakat di sana.

"Mungkin kita juga harus sama-sama memahami, karena itu adanya di daerah Puncak, yang di sana banyak para santri, yang mungkin agak keberatan, karena yang bersifat patung atau mungkin berhala," kata Sekretaris Disparbud Kabupaten Bogor Budi CW kepada wartawan di Cibinong, Selasa (23/4/2024).

"Tapi, di sisi lain, kita juga tidak bisa mengunci diri seperti itu. Karena kita memang bukan negara Islam, bukan yang berdasarkan agama. Tapi kita memang sebuah negara yang heterogen," lanjutnya.

Budi mengatakan masyarakat harus memahami secara keseluruhan keberadaan patung tersebut. Bisa jadi, katanya, patung dibuat untuk keperluan seni atau kebutuhan komersial wisata.

"Dari kami sih mungkin sangat berharap segera difasilitasi kalau memungkinkan untuk duduk bareng, para pihak yang keberatan, pihak yang berinisiatif membuat patung tersebut, juga pihak-pihak yang berkepentingan dengan hal-hal tersebut, untuk bisa membicarakan solusinya seperti apa," jelasnya.

Budi mengimbau agar jangan ada hal-hal yang bersifat kekerasan dalam polemik soal patung Dewi Kencana. Dia berharap agar permasalahan bisa dibicarakan baik-baik.

"Mudah-mudahan segera ada titik temu antara pihak itu supaya suasana di wilayah Puncak bisa lebih nyaman. Para wisatawan juga pasti akan keusik juga bila suasananya nggak nyaman," pungkasnya.



Simak Video "Tradisi Bakar Patung Dewi Musim Dingin untuk Sambut Musim Semi di Polandia"
[Gambas:Video 20detik]
(wsw/wsw)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat