kubetno1.net

Kisah Kopi Wongso, Tempat Ngopi dan Bikin Pizza dengan View Sawah di Jogja

Kopi Wongso di Sewon, Bantul, Yogyakarta
Kopi Wongso di Sewon, Bantul, Yogyakarta (Arawinda Dea Alisia/)

Yogyakarta -

Siapa sangka kedai kopi yang belakangan ramai jadi rujukan tempat nongkrong anak muda di Jogja ini adalah cara dari sang owner memaknai hidupnya. Penasaran bagaimana kisahnya?

Kafe itu adalah Kopi Wongso. Nama kedai kopi itu sesuai nama belakang pemiliknya, Ali Wongso. Wongso berasal dari nama sang kakek.

Saat ditemui di lokasi langsung, Ali tampak sedang asyik bercengkerama dengan pelanggan dengan cara tidak biasa. Ali mengajak tamu-tamunya mengolah pizza.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dengan tekun, Ali meniti setiap bahan pizza yang akan diolah. Dia mengajari pengunjung bagaimana memipihkan adonan pizza yang benar. Lalu membolak balik pizza di tungku api tradisional agar matang sempurna. Tampak jelas guratan senyum di wajahnya seolah ini adalah pekerjaan terbaik di dunia.

"Kenapa penasaran? Aku heran, semua orang yang datang selalu bertanya begitu, bukankah ini ide bisnis yang biasa saja dibanding kapital besar?" ujar Ali saat disodori pertanyaan awal mula membangun ide Kopi Wongso.

ADVERTISEMENT

Saat pertama dirilis, yakni pada 2010, Kopi Wongso tidak di Sewon, Bantul seperti saat ini. Sebelumnya, Kopi Wongso berada di Perum Permata Hijau, Bangunharjo.

Tetapi, soal kopi tidak berubah. Dulu dan kini, Ali memilih kopi luwak original sebagai signaturenya.

Perbedaan lain adalah Kopi Wongso mulai mengenalkan pizza self-made by customer di kedai baru.

Meski sekarang fokus di pizza, penjualan kopi luwak tetap berjalan bahkan sudah merambah sampai ekspor ke Jepang.

"Di online amazon Jepang no 1 kopi luwak milikku," kata Ali.

Kopi luwak dijual dalam bentuk per 100 gram. Ali menyebut dalam seminggu bisa mengirim hingga 81 paket per 100 gram. Kopi luwak tersebut ia ambil dari berbagai daerah yang sudah bekerja sama sejak tahun 2010.

Hingga di tahun 2020 lokasinya pindah ke Sewon, Bantul, di tengah pedesaan yang berseberangan langsung dengan sawah. Tahun kedua setelah pembukaan di lokasi baru, Kopi Wongso mulai menerapkan konsep pizza self-made by customer.

Terkuak juga bahwa ide konsep pembuatan pizza oleh customer datang tanpa disengaja. Ali menyebut, awalnya hanya iseng meminta temannya yang datang untuk membuat sendiri, tapi tanpa disangka menjadi konsep yang menarik pengunjung datang.

"Belum ada pizza di tahun pertama. Mulai ada di tahun kedua. Awalnya dari teman motor vespa, motor gede, bingung kan waktu covid, kusuruh bikin (pizza) sendiri. Dari dulu emang waktu masih di eropa, seneng liat tungku, vibesnya otentik menarik gitu. Lalu pada masak sendiri, terus waktu ada pengunjung, tak suruh bikin sendiri, lha kok pada suka, dan menjadi konsep sampai sekarang," kata Ali.

Perjalanannya menikmati hidup, mengamati dan memaknai arti kehidupan membawa Ali menjadi sosok yang dicintai customernya yang datang ke Kopi Wongso. Ali menuturkan ia tidak butuh marketing yang berisik dengan mengundang banyak influencer agar Kopi Wongso ramai. Berjalan dengan alami menurutnya akan jauh lebih menyenangkan.

Setiap hari pengunjung ramai berdatangan, bahkan dari luar kota sekalipun. Rata-rata merupakan muda mudi berpasangan, atau segerombolan sahabat. Konsepnya yang tanpa reservasi bahkan bisa membuat antrian hingga 4 jam. Saat ditanya tentang rencana perluasan lahan atau pembukaan cabang, Ali menyebut ia belum kepikiran.

"Saya tidak takut disaingi, karena kelebihan vibe ku ga akan bisa dimiliki tempat lain. Belum ada rencana perluasan atau cabang, karena nanti akan hilang eksklusivitasnya. Sengsara membawa nikmat. Vibes menunggu lama itu juga suatu kelebihan menurutku," kata Ali.



Melihat Aneka Perhiasan Perak Cantik di Kotagede Yogyakarta

Melihat Aneka Perhiasan Perak Cantik di Kotagede Yogyakarta


(fem/fem)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat