kubetno1.net

Menyusuri Kanal-kanal Amsterdam, Kota 165 Kanal dan 1.500 Jembatan

Jakarta -

Mengunjungi Amsterdam, rasanya mustahil dilakukan tanpa melewati kanal-kanalnya. Bagaimana tidak, sebagai salah satu kota yang memiliki ketinggian di bawah permukaan air laut, kota ini memiliki tak kurang dari 165 kanal.

Kanal-kanal itu memenuhi seperempat bagian Kota Amsterdam dengan panjangnya yang mencapai lebih dari 100 km.

Pada hari pertama tiba di Amsterdam, saya sempat terpisah dari rombongan. Supaya tidak tersesat, saya pun menyusuri kanal.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di tengah udara sejuk, sekitar dua belas derajat celcius, berjalan menyusuri kanal menjadi aktivitas yang sangat menyenangkan. Kanal-kanal itu cantik sekali, dengan air yang bersih dan tidak terlihat sampah yang bertebaran.

Bangunan-bangunan bergaya klasik khas Belanda yang dibangun pada abad ke-17 yang dulunya adalah perumahan orang kaya, berbaris rapi di sepanjang sisi kanal dan membuat kanal terlihat semakin estetik.

ADVERTISEMENT

Sayangnya, kanal-kanal itu sangat mirip satu sama lain sehingga saya kesulitan menemukan kanal yang benar, yang menjadi titik temu untuk berkumpul lagi dengan rombongan.

Kanal-kanal Amsterdam mulai dibangun pada abad ke-17, dan sampai saat ini masih berfungsi sebagai jalur transportasi. Maka tak heran bila ukuran kanal-kanal di Amsterdam umumnya lebih lebar daripada jalan-jalan raya di sepanjang sisi kanal.

Rumah kayu terapung di Amsterdam

Ketika Amsterdam mengalami krisis tempat tinggal, timbul ide yang cukup unik untuk hidup di atas air saja. Maka sejak 1850, rumah perahu dari kayu mulai bertebaran di sepanjang kanal.

Hingga kini pun rumah-rumah perahu itu masih bisa dijumpai, bahkan ada yang dialihfungsikan menjadi penginapan untuk memberi pengalaman yang berbeda kepada wisatawan.

Berbeda dengan pemandangan pada siang hari, ketika hari mulai gelap dan lampu-lampu dinyalakan, kanal-kanal itu berubah wajah menjadi gemerlapan dan justru tampil lebih menawan dengan pantulan bangunan-bangunan klasik khas Belanda yang berjajar rapi di sepanjang kanal.

Suasana pun turut berubah menjadi romantis dan magis.

Pada tahun 2010, UNESCO meresmikan kanal-kanal peninggalan abad ke-17 ini sebagai salah satu warisan budaya dunia yang sampai saat ini pun masih terawat dengan baik.

Amsterdam tak hanya memiliki kanal bersejarah. Masih terdapat sekitar 1550 bangunan monumental peninggalan masa lalu yang sebagian bisa kita saksikan ketika menyusuri kanal.

Karena kanal-kanalnya yang mengesankan, Amsterdam juga dijuluki sebagai Venesia dari utara. Maka bila ada kesempatan berkunjung ke Amsterdam, jangan melewatkan untuk mengikuti wisata kanal dengan kapal pesiar.

Wisata kanal

Ada beberapa lokasi yang bisa dipilih untuk mengikuti wisata kanal. Saya memilih salah satu dermaga yang berlokasi di dekat Amsterdam Central Station.

Biayanya sekitar EUR 16 per orang untuk perjalanan menyusuri kanal selama lebih dari 1 jam. Beberapa teman yang sudah sering mengunjungi Amsterdam memilih untuk menaiki kapal ferry yang tak berbayar, yang memang disediakan pemerintah untuk menyeberangi kanal.

Bila memilih wisata kanal atau Amsterdam Canal Cruise, maka kita bisa mendengarkan kisah sejarah dari kanal, jembatan dan bangunan-bangunan monumental yang dilewati melalui audio yang tersedia dalam berbagai bahasa.

Bagi saya, mendengarkan sejarah sambil menyaksikan langsung saksi bisu dari sejarah itu sangat mengesankan dan informatif. Hal ini sekaligus mengurangi tugas pemandu wisata yang tentu saja masih tetap bersiaga di atas kapal dan biasa menambahkan cerita sesuai versinya yang seringkali diselipi mitos dan pengalaman pribadi.

Banyaknya kanal di Amsterdam sebenarnya berawal dari tiga cincin saluran air berbentuk setengah lingkaran yang terbagi oleh kanal-kanal kecil yang membuat Amsterdam menjadi 90 pulau terpisah.

Untuk menyatukannya, diperlukan sekitar 1.500 jembatan. Ketika tiba di sebuah jembatan, kapal yang saya tumpangi melambat. Pemandu wisata mengatakan bahwa kami tiba di sebuah jembatan yang sangat popular dan mempersilahkan kami mengambil gambar.

Rupanya dari lokasi itu kami bisa melihat 15 jembatan sekaligus. Kanal-kanal Amsterdam memang seperti labirin. Maka untuk menyatukannya, jembatan-jembatannya pun menjadi saling silang, meskipun tetap teratur dan tidak saling membentur.

(msl/msl)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat