kubetno1.net

Tak Mau Tidur di Kasur Anti Seks, Atlet di Olimpiade Paris Bawa Kasur Sendiri

Paris 2024 Olympics - Press visit at the Olympic and Paralympic athletes Village - Saint-Denis, France - July 2, 2024 General view of an apartment at the Olympic and Paralympic athletes village ahead of the Paris 2024 Olympics REUTERS/Benoit Tessier
Kasur yang disusun dari kardus untuk para atlet di Olimpiade Paris 2024. (Benoit Tessier/Reuters)

Jakarta -

Kasur kardus di Olimpiade Paris 2024 banyak dikeluhkan. Sampai-sampai ada atlet yang membawa kasur sendiri.

Melansir USA Today, Kamis (1/8/2024), keputusan itu diambil oleh atlet senam Amerika Serikat, Frederick Richard. Ia mengatakan tidak ingin persiapan terganggu gegara kasur.

Berkaca pengalaman pada Olimpiade 2020 Tokyo, yang juga menggunakan kasur kardus dan dilapisi foam khusus, dia pun mengirimkan kasur ke Kampung Atlet Olimpiade.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Semua orang mengeluh tentang tempat tidur dan sebagainya. Saya sudah memesan tempat tidur saya, mengirimkannya ke sini. Saya sudah mendapatkan tempat tidur yang nyaman sejak awal," kata Richard.

Richard, yang meraih medali perunggu dalam nomor all around beregu putra, mengatakan telah mengatur agar kasurnya dikirim ke wisma atlet sebelum ia tiba. Tetapi, ia tidak menjelaskan perbedaan kasur yang ia kirim dan kasur yang disediakan panitia penyelenggara olimpiade.

ADVERTISEMENT

Richard mengatakan bahwa ia merasa lega karena dapat tidur dengan nyaman di saat para atlet mengeluhkan kasur kardus yang sempat disebut-sebut sebagai kasur anti seks itu.

"Saya ingin tidur di kamar ini seperti di kamar saya sendiri, merasa nyaman. Anda tahu, kami berada di Olimpiade. Kita berada di acara terbesar. Saya ingin hidup seperti raja di sini. Itulah pada dasarnya pola pikir saya, jadi saya mendapatkan tempat tidur yang bagus dan nyaman," kata pesenam 20 tahun itu.

Menurut juru bicara timnas senam AS, Richard adalah satu-satunya anggota tim yang membawa kasurnya sendiri ke wisma atlet.

Semua itu mungkin tampak sepele, namun bagi para atlet yang akan bertanding di salah satu kompetisi internasional terpenting dalam hidup mereka, tidur yang berkualitas dapat membuat perbedaan yang signifikan.

"Saya seorang pelatih, jadi bagi saya tidak masalah jika saya bangun beberapa kali di malam hari," kata Jess Graba, yang melatih Suni Lee dan termasuk salah satu pelatih dan personil tim yang juga tinggal di Olympic Village.

Graba tidak menjelaskan bahwa kasur itu tidak nyaman, namun ia berharap dapat lebih empuk.

"(Richard) memesan kasur dan mengirimkannya ke wisma atlet. Dan sekarang kami semua mengevaluasi kembali pengambilan keputusan kami tentang hal itu. Kami mungkin seharusnya melakukan sepertinya," dia menambahkan.

Sementara itu, atlet polo air Australia, Matilda Kearns, menjadi salah satu atlet yang mengeluhkan beta kerasnya kasur itu. Meskipun tempat tidurnya memiliki tingkat kekerasan yang dapat disesuaikan, namun ia tetap menganggap kasur itu cukup keras bahkan di bagian yang seharusnya paling lembut.

"Saya terbangun setiap satu jam sekali. Saya benar-benar berpikir untuk tidur di lantai," ucapnya dalam video lanjutan.

Beruntung ofisial Australia gerak cepat. Menindaklanjuti keluhan atletnya, 48 jam setelahnya ofisial Australia membeli pelapis kasur dan bantal tambahan untuk para atlet.

Di sisi lain, hadirnya kasur yang disusun dari kardus itu dianggap sebagian pihak sebagai kasur anti-sex. Padahal, kasur kardus itu dibuat untuk memudahkan daur ulang. Saat digunakan pada Olimpiade 2020 Tokyo, kasur berukuran mungil itu juga diyakini bisa mencegah penyebaran Covid-19.

Kendati demikian, nyatanya pengelola Olimpiade Paris 2024 tetap menyediakan kondom di setiap kamar atlet. Alih-alih menghindari aktivitas seksual, maksud dari kasur jenis itu adalah untuk upaya berkelanjutan.



Momen Prabowo Pakai Jas Hujan Nonton Opening Ceremony Olimpiade 2024

Momen Prabowo Pakai Jas Hujan Nonton Opening Ceremony Olimpiade 2024


(wkn/fem)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat