kubetno1.net

Surga Tersembunyi di Bawah Blok M Square: Nggak Cukup 1 atau 2 Jam di Sini

Deretan rilisan fisik musik berjejer rapi di salah satu sudut Blok M Square, Jakarta Selatan. Area  ini seolah menjadi surga bagi para pencinta musik.
pasar Musik Blok M Square (Tripa Ramadhan/)

Jakarta -

Blok M Square merupakan salah satu pusat perbelanjaan terbesar di Jakarta. Ternyata, ada surga yang berada di area bawah mal tersebut, surga itu disebut Pasar Musik.

Pasar Musik merupakan area pertokoan yang menjual rilisan-rilisan fisik musik, mulai dari piringan hitam, kaset pita, CD hingga barang-barang analog lainnya. Banyaknya pilihan rilisan musik dari berbagai musisi dan genre jadi daya tarik lebih area ini.

Tak pernah sepi sedari buka, lalu-lalang pengunjung seperti tiada henti di area ini, tua-muda tak menjadi patokan. Semuanya baur dalam sebuah kecintaan terhadap musik, dan kini memang tren koleksi rilisan fisik menjadi gandrung di kalangan muda-mudi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ada yang datang ke Pasar Musik untuk mencari rilisan fisik karena media sosial dan ada juga yang datang karena kesan yang lebih personal seperti lagu yang sering diputar oleh orang tua di rumah. Kedua alasan itulah yang membawa Shifa berlabuh ke Pasar Musik.

Bersama satu orang temannya ia berbelanja beberapa kaset pita, walaupun umurnya masih 20 tahun ternyata ia tak membeli rilisan fisik musisi generasi anyar. Ia memilih dua kaset dari musisi Chrisye dan Iwan Fals.

ADVERTISEMENT
Blok M Square merupakan salah satu pusat perbelanjaan terbesar di Jakarta, banyaknya barang keperluan yang para pedagang jual di sana. Tapi ada surga yang berada di area bawah mall tersebut, surga itu disebut Pasar Musik.Blok M Square merupakan salah satu pusat perbelanjaan terbesar di Jakarta, banyaknya barang keperluan yang para pedagang jual di sana. Tapi ada surga yang berada di area bawah mall tersebut, surga itu disebut Pasar Musik. (Muhammad Lugas Pribady)

"Ini pertama kali ke sini, tahu tempat ini dari TikTok. Sebenarnya ini tuh lagu (yang didengerin) orang tua jadi ikut dengerin dan enak gitu," ungkapnya kepada , Minggu (2/6/2024).

Setelah usai memilih kaset pita dan mendengarkannya langsung di toko, ia mengatakan senang dengan suasana di sini dan akan datang kembali untuk mencari rilisan fisik lainnya. Tapi untuk ke depannya ia menyebut harus menentukan terlebih dahulu apa yang akan dibelinya.

"Mau dan bakalan ke sini lagi, tapi kaya harus nyari-nyari (tahu) dulu deh dari rumah tuh apa yang mau dicari soalnya jadi bingung ke sininya nanti karena mau semuanya," dia menjawab kemudian tertawa.

Kawasan Pasar Musik yang berada di basement Blok M Square ini memang jadi sentra para penikmat dan kolektor musik untuk mencari rilisan fisik. Dengan koleksi rilisan fisik tahun lama hingga rilisan-rilisan dari musisi-musisi anyar.

Buat para pecinta musik tentunya Pasar Musik jadi tempat wajib untuk disinggahi, setiap toko yang berada di area ini saling memperdengarkan musik dengan genre yang berbeda-beda. Ada yang rock, jazz, pop, bahkan hingga keroncong diperdengarkan dengan kualitas audio yang memanjakan.

Dani, salah satu penjaga toko musik di sini mengatakan kalau saat ini banyak yang datang dan mencari rilisan-rilisan fisik. Baginya memiliki rilisan fisik seperti mempunyai pasangan tapi dalam kondisi long distance relationship (LDR).

"Istilahya lu kaya pacaran ldr aja, kalau rilisan fisik tuh bisa lu dengerin dan lu bisa sentuh tuh. Tapi kalau (rilisan) digital, lu kayak pacaran jarak jauh aja bisa lu dengerin tapi nggak bisa lu sentuh fisiknya, ya itu ibaratnya lah," kata dia sembari musik funk yang melantun dari tokonya.

Ia mengaku sudah lama mengoleksi rilisan fisik seperti piringan hitam, kaset pita, dan CD. Semua yang yang berada di tokonya ini awalnya merupakan miliki koleksi pribadi dan ia pun mengingat hampir memiliki ribuan lebih koleksi, hanya 30% yang di tokonya ini.

Blok M Square merupakan salah satu pusat perbelanjaan terbesar di Jakarta, banyaknya barang keperluan yang para pedagang jual di sana. Tapi ada surga yang berada di area bawah mall tersebut, surga itu disebut Pasar Musik.Berada di Pasar Musik, di bawah Blok M Square, tidak cukup hanya satu jam atau dua jam. (Muhammad Lugas Pribady/)

Ia pun melontarkan candaan jika semua koleksinya terjual bisa membeli sawah di kampung, mengingat banyaknya peminat rilisan fiksi. Selain sebagai barang dagangan, Doni juga mengatakan rilisan fisik ini bisa sekaligus menjadi investasi, terlebih untuk rilisan fisik yang terbilang langka.

"Investasi tuh istilah karena kalau gue berpikir suatu saat barang ini bakalan jadi barang antik. Dan barang antik lu pasti tahu harganya itu nggak murah lah dan pembelinya pun kolektor-kolektor gila semua, bukan orang yang cuma sekadar pengen tahu," katanya.

Jika kamu berkunjung ke tempat ini dan hendak ingin memboyong rilisan fisik, yang perlu diperhatikan adalah budget. Karena yakin lah kamu bakalan kepincut dengan rilisan-rilisan yang lainnya, selain itu tak cukup hanya dengan waktu satu jam saat berada di sini.

Karena kamu bakalan timbul rasa penasaran untuk mendengarkan langsung musik-musik dari setiap musisi yang ada rilisan fisiknya di sini. Doni mengungkapkan ketika mendengarkan musik dari rilisan fisik memiliki sensasi yang berbeda dengan mendengarkan secara digital.

Doni pun memberikan sedikit tips agar koleksi rilisan fisik tak gampang terkena jamur, dirinya mengatakan hanya harus sering diputar saja.

"Karena semakin lu sering putar ini kaset, itu si jamurnya semakin ilang," kata Doni.

Pasar Musik ini selalu buka setiap hari mulai dari pukul 11.00 sampai 20.00 WIB. Jika memang ingin datang dan mencari harta karun ke pasar ini, meluangkan waktu adalah hal yang paling bijak. Karena datang ke kawasan ini seperti melakukan me time.

Salah seorang kolektor yang tak mau disebut namanya menyebut dalam satu minggu pasti satu sampai dua kali menyempatkan datang ke sini. Dan biasa durasi yang ia habiskan di Pasar Musik ini sampai berjam-jam, ini lah yang membuatnya tak pernah mau jika datang ke sini hanya sebentar.

"Saya kalau semisal datang ke sini jam 12.00 dan ada keperluan jam 14.00 atau jam 15.00, saya lebih baik nggak ke sini. Karena kalau ke sini saya pasti lama, dengerin musik di sini, ngobrol-ngobrol sama pedagang, ya saya banyak menghabiskan waktu di sini," tuturnya sambil meminum kopi.

Selagi Doni memutar lagu Chrisye, sang kolektor pun menceritakan sudah lamanya ia mengoleksi rilisan fisik terlebih kaset pita. Sejak duduk dibangku sekolah menengah pertama ia telah mulai mengoleksinya karena harga kaset pita terbilang ekonomis dibandingkan yang lain.

Dan hingga beberapa tahun setelah itu ia mulai terus mengoleksi rilisan fisik, ia pun sempat tak membeli rilisan fisik lagi saat era rilisan digital bermunculan. Namun dirinya tak merasa puas karena tak mendapatkan sensasi seperti ia memiliki rilisan fisik.

"Enam sampai tujuh tahun terakhir udah mulai bosan dengan digital nih karena sensasinya nggak ada. Punya banyak (rilisan) di komputer komplet, cuma kita gak ngeliat bentuknya karena kalau saya ini saat denger musik tuh saya lihat covernya dan baca-baca dibalik covernya," tegas kolektor itu.

Buat kamu yang berniat datang ke Pasar Musik akan lebih hikmat ketika hari-hari kerja. Karena saat weekend datang kawasan ini tak akan pernah sepi pengunjung dan semua toko-toko di sini akan memutar musik secara bersamaan.

Untuk range harga rilisan di Pasar Musik ini mulai dari harga Rp 30.000 hingga jutaan rupiah, semua itu tergantung pada tahun rilis dan juga orisinalitasnya.



Suasana Blok M Square Jelang Lebaran, Pengunjung Berburu Kue Kering

Suasana Blok M Square Jelang Lebaran, Pengunjung Berburu Kue Kering


(fem/fem)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat