kubetno1.net

Wisata Menjelajahi Jejak Bung Hatta dan Warisan Bukunya di Bukittinggi

Bukittinggi -

Di kota Bukittinggi, traveler bisa menjelajahi jejak Bung Hatta dan warisan buku-bukunya di Perpustakaan Proklamator yang keren. Seperti apa penampakannya?

Manusia dan buku, pada satu masa ketika itu pernah mengalami masa-masa romantis bulan madu. Di era itu, berbagai bahan bacaan bermunculan bagai cendawan tumbuh di musim penghujan. Berbagai jenis novel, komik, majalah maupun koran adalah bacaan segala umur segala kalangan.

Tak heran jika pada masa itu, perpustakaan, taman bacaan, rental komik dan loper-loper koran pinggiran jalan menjadi tempat favorit bagi banyak orang untuk mencari hiburan menghilangkan segala kepenatan sekaligus menambah pengetahuan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun itu dulu, satu atau dua dekade yang lalu. Di era tahun 90-an hingga akhir tahun 2000-an, sebuah masa-masa indah ketika kepala manusia belum dirasuki oleh racun-racun digital yang kini kian hari kian menggurita dan makin menjauhkan kita dari lembaran-lembaran kertas buku dan koran.

Zaman dimana anak-anak dan remaja belum terbelenggu oleh layar kaca segenggaman tangan yang konon bisa membuka setiap lekuk dan sudut-sudut dunia. Itulah masa-masa terbaik!

ADVERTISEMENT

Dahulu, tatkala saling bertukar buku cerita, meminjam novel dan komik di tempat penyewaan, nongkrong dan "bermain" di pustaka seharian serta membaca koran di sore hari diteras rumah sambil ditemani secangkir kopi dan sepiring pisang goreng, adalah momen yang kini hanya tinggal kenangan.

Untuk mengembalikan masa-masa kejayaan dunia bacaan seperti masa itu, tentulah jadi sebuah hal nyaris tak mungkin. Namun untuk tetap mendekatkan dan mengakrabkan anak-anak dan remaja dengan dunia literasi, dengan buku dan bacaan, tentu juga bukanlah hal yang mustahil.

Memperkenalkan kembali pustaka, buku dan taman bacaan kepada generasi milenial tentu menjadi sebuah tantangan tersendiri. Atas keinginan seperti itulah pada masa liburan sekolah , rumah baca "Pustaka Dua-2" sebuah komunitas literasi yang bergiat di kota Payakumbuh, menggagas kegiatan "Pustaka Dua-2 Literacy Trip".

Dalam acara itu, mereka mengajak para remaja dan bocah-bocah mungil usia sekolah, mengunjungi salah satu perpustakaan yang ada di Bukittinggi, sebuah kota sejuk berjarak 30 kilometer dari Payakumbuh.

Perpustakaan Proklamator Bung Hatta adalah destinasi utama yang dituju. Anak-anak begitu gembira tatkala diajak berkeliling perpustakaan megah yang berasitektur modern minimalis dan bertaraf nasional ini.

Perpustakaan ini merupakan salah satu dari dua perpustakaan Proklamator yang ada di Indonesia, dimana kembarannya yaitu "Perpustakaan Bung Karno" berada di Kota Blitar.

Sesuai dengan namanya, Perpustakaan Proklamator ini juga didirikan tepat di kota kelahiran Bung Hatta, co-Proklamator yang namanya dilekatkan pada label pustaka ini. Kepada rombongan diperkenalkan dengan segala fasilitas yang tersedia.

Ada ribuan koleksi judul buku, baik berupa buku-buku fisik dari berbagai bidang disiplin ilmu dan bacaan umum, serta ribuan buku dalam format digital yang dapat diakses secara daring.

Tak lupa juga dipamerkan koleksi foto-foto bersejarah, terutama yang berkaitan dengan sosok Bung Hatta dan sejarah pendirian pustaka Bung Hatta ini sendiri.

Ruang baca yang tersedia bersuasana sejuk, nyaman serta ekslusif. Sebuah ruang baca anak dengan dekorasi yang memikat penuh warna-warni dipenuhi dengan ratusan koleksi buku bacaan anak, serta dilengkapi dengan fasilitas bermain edukasi.

Buku digital dapat diakses dengan fasilitas komputer dengan wifi yang mumpuni dalam suatu ruang khusus dan tentu saja tanpa biaya apa-apa. Katalog terkomputerisasi dengan pelayanan pustakawan yang ramah dan melayani.

Dan yang paling menarik dan paling membuat anak-anak bersemangat adalah disaat rombongan diajak menyaksikan pemutaran film dokumenter mengenai sejarah kehidupan Bung Hatta di sebuah ruang khusus yang berfungsi sebagai teater mini.

Memang sebagai sebuah pustaka nasional, Perpustakaan Proklamator Bung Hatta ini juga dilengkapi dengan fasilitas ruang teater mini yang dapat digunakan tanpa dipungut biaya.

Dalam film biografi singkat ini, kepada anak-anak diperkenalkan tentang bagaimana perjuangan sosok Bung Hatta sebagai Proklamator dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, serta bagaimana kecintaan dan kedekatan beliau dengan buku-buku dan pustaka.

Tak dapat dipungkiri, hingga saat ini tidak ada tokoh nasional yang sangat identik dan lekat dengan buku-buku melebihi sosok proklamator asal tanah Minang ini. Contoh baik Bung Hatta, tentang kesederhanaan, kejujuran, dan kecintaannya dengan buku-buku memang perlu ditanamkan dan diperkenalkan sejak usia dini sebagai figur idola bagi generasi muda milenial, untuk membendung serbuan figur-figur idola instan yang tidak memberi keteladanan.

Maka setelah singgah sejenak di "Rumah Baca Anak Nagari", sebuah komunitas literasi yang juga bergiat membudayakan minat baca anak di Kota Bukittinggi, rombongan melanjutkan perjalanan menuju Museum Rumah Kelahiran Bung Hatta di daerah Pasar Banto.

Berkunjung langsung ke rumah Bung Hatta, diharapkan nilai-nilai mulia bapak bangsa itu semakin meresap di hati dan fikiran anak-anak dan remaja.

Dengan menyaksikan langsung bukti-bukti sejarah Bung Hatta di bekas rumah kelahiran dan tempat dimana sang Proklamator menghabiskan masa kecilnya, membuat kegiatan "Literacy Trip" ini menjadi semakin membekas di ingatan.

Kegembiraan tergurat dari wajah para bocah dan remaja yang mengikuti Literacy Trip kali ini. Sejenak mata dan tangan mereka terbebas dari belenggu layar ponsel yang nyaris merenggut periode emas perkembangan mental usia muda mereka.

Wisata sambil beredukasi di antara buku-buku seraya menyerap ilmu dan tauladan Bung Hatta, membebaskan dan membuka cakrawala berfikir mereka lebih luas lagi.

Seperti ucapan Bung Hatta tatkala dihukum penjara oleh sang penjajah, "Aku rela dipenjara, asalkan bersama buku. Karena dengan buku, aku merasa bebas"

(wsw/wsw)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat